Sabtu, 30 Januari 2016

5 Rahasia Sukses Susu Ultrajaya Dikenal Masyarakat Indonesia


Bandung - PT Ultrajaya Milk Industry Tbk (ULTJ) merayakan ulang tahun yang ke 40 tahun sebagai produsen susu cair segar di Indonesia. Beragam produk susu cair yang dihasilkan oleh Ultrajaya dikenal dengan baik di masyarakat. 

Saat ini Ultrajaya merupakan salah satu produsen susu terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi 300 juta liter per tahun, dimana 90% total produksi ditujukan dan diserap oleh kebutuhan pasar dalam negeri. Sedangkan 10% ditujukan untuk pangsa pasar ekspor seperti negara Afrika khususnya Nigeria dan Saudi Arabia.

Head of Manajer Ultrajaya Muhthsawwar memberikan rahasia-rahasia sukses perusahaannya kepada detikFinance, Kamis (6/12/2012), terutama asalan mengapa produk susu cair Ultrajaya bisa diterima pangsa pasar baik domestik maupun mancanegara.

Ultrajaya hanya menerima susu murni
yang diperoleh baik melalui peternakan miliknya yaitu Ultra Peternak Bandung Selatan (UPBS) maupun Koperasi Peternak Bandung selatan (KPBS). Saat ini Ultrajaya memiliki 3.200 ekor sapi di UPBS di mana 1.600 adalah sapi yang produktif menghasilkan susu murni. 

Per hari sapi-sapi yang berada di UPBS menghasilkan 25 liter susu murni/ekor. Per hari Ultrajaya menghasilkan 220.000 liter susu murni. Susu murni ini kemudian diseleksi dan didinginkan pada suhu 4 derajat Celcius selama diperjalanan agar tidak rusak serta terinfeksi bakteri.

Susu yang telah diterima diuji secara lengkap.
 Kemudian pihak petugas peneliti susu Ultrajaya mencium fisik dari susu itu. Jika tercium bau yang bermasalah maka susu dipastikan akan ditolak. Selain itu penempatan susu murni di tempat dengan kondisi susu di atas 10 derajat Celcius dipastikan akan merusak fisik susu. Susu akan menjadi asam dan kualitas akan berkurang bahkan muncul bakteri yang membuat susu ini tidak layak untuk diolah menjadi sebuah minuman yang menyehatkan.


Teknologi tinggi yang diterapkan oleh Ultrajaya yaitu Ultra High Temperature (UHT)
Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan mesin mixing dengan suhu 140 derajat Celcius dan hanya membutuhkan waktu 4 detik untuk melakukan pemanasan dan memastikan bakteri yang terkandung di dalam susu mati. Kemasan susu Ultra milk dikemas dengan kemasan Tentra pak yang terdiri dari 6 lapisan yaitu:
  • Lapisan pertama: plastik poliethilent,
  • Lapisan kedua: kertas,
  • Lapisan ketiga: plastik poliethilent,
  • Lapisan keempat: alumunium oil
  • Lapisan kelima: plastik poliethilent,
  • Lapisan keenam: plastik poliethilent.
Produksi susu diolah dengan metode sterilisasi berteknologi tinggi 
yang selanjutnya dikemas dalam kemasan karton aseptic yang steril. Selain itu pengawasan mutu dilakukan sejak penerimaan bahan baku, selama proses produksi, selama penyimpanan di gudang, samapai pengiriman barang jadi. 

Gudang juga dilengkapi dengan Automated Stroge dan Retrieval System 
yang dioperasikan sepenuhnya dengan sistem computer dan robot yang menjadikan seluruh proses higienis.

Ultrajaya menerapkan standar kontrol yang higienis tinggi
 di seluruh rangkaian proses produksi mulai dari awal hingga akhir untuk menjamin kualitas serta menjaga tingkat keamanan produk. Sejak 2009, Ultrajaya menerima akreditasi dan sertifikasi ISO 22000:2005 (food safety management system) untuk produk-produk UHT. tahun 2012, FSSC 22000 (Food Safety Certification) berhasil diperoleh Ultrajaya.

Analisa Susu Kotak Ultramilk

Susu Kotak Ultramilk

1.  Produk

A.   Susu Kotak Ultramilk

          Proses Produksi
            Seluruh bahan baku secara baik di olah dalam tabung higienis, yang kemudian disterilkan dalam Ultra High Temperature proses, dengan kecepatan proses selama 4 detik dengan ketinggian temperatur 140° C. Namun sebelum di sterilisasikandungan lemak yang terkandung didalamnya diproses dalam mesin pemisah lemak (Fat Separator ). Waktu pemanasan yang singkat bertujuan untuk meminimalisir hilangnya kandungan nutrisi dan menjaga kesegarannya.
            Setelah proses produksi selesai, selanjutnya dikemas dalam kemasan yang terdiri dari 6 lapisan karton. Keenam lapisan karton ini terdiri dari lapisan polyethylene plastic, allumunium foil, dan kertas untuk melindungi dari sinar ultra violet, udara, dan bakteri yang mungkin akan mengkontaminasi susu.
            Kombinasi yang sangat baik antara proses UHT dan proses pengemasan yang aseptik menjamin Susu Sehat bertahan lama tanpa ada kerusakan dari luar sebelum dikonsumsi. Produk ini juga sudah mendapat sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
·         Brand/Product name and pack size Susu Sehat
Full Cream
200 ml Susu Sehat Chocolate
200 ml Susu Sehat Strawberry
200 ml   Content/Case 24 packs 24 packs 24 packs   Pack size dimension (in cm)
(L x W x  H) 4.8 x 3.7 x 12.1 4.8 x 3.7 x 12.1 4.8 x 3.7 x 12.1   Case size dimension (in cm)
(L x W x  H) 33.1 x 16 x 12.6 33.1 x 16 x 12.6 33.1 x 16 x 12.6   Gross Weight/Case
(in kg) 5.4  5.4  5.4    Content/20 Feet Container 3,000 cases 3,000 cases 3,000 cases   Maximum Stacking 9 cases 9 cases 9 cas
es
            Ultra Milk Low Fat High Calcium dibuat dari 100% susu sapi, dengan pengurangan kandungan lemaknya serta meningkatkan kalsium dapat terserap baik oleh tubuh. Kandungan rendah lemaknya membantu anda menjaga atau mengurangi berat badan anda.
Penyimpanan dan masa kadaluarsa
·         Sebelum kemasan dibuka:
Susu Ultra dapat disimpan pada suhu ruang, tidak perlu dikulkas. Masa Kadaluarsa 10 bulan.
 Produk ini sebaiknya disimpan pada tempat kering, bersih dan sejuk.
·         Setelah kemasan dibuka:
Kemasan harus segera ditutup rapat dan disimpan dalam kulkas dengan suhu 4oC.
Sisa isi dalam kemasan harus dihabiskan dalam waktu 7 hari. Namun tetap disarankan untuk langsung dihabiskan begitu kemasan sudah dibuka untuk menjamin konsumen mendapatkan kesegaran susu yang terbaik.

Kelebihan dan Kekurangan Susu UHT dan Pasteurisasi

Susu UHT (ultra high temperature) merupakan susu yang diolah menggunakan pemanasan pada suhu 1350 C dan dalam waktu yang singkat selama 2-5 detik.
            Susu pasteurisasi adalah susu yang sudah dipanaskan pada suhu 630 C selama 15 menit atau dipanaskan pada suhu 720 C selama 15 detik  yang biasa disebut dengan HTST (high tempetature short  time) pasteurisasi.
Kelebihan susu pasteurisasi
·         Untuk membunuh bakteri pathogen, yaitu bakteri-bakteri yang berbahaya karena dapat menimbulkan penyakit pada manusia (Mycobacterium tubercolosis).
·         Dapat memberikan atau menimbulkan cita rasa yang lebih menarik konsumen.
·         Pada pasteurisasi susu, proses ini dapat menginaktifkan fosfatase dan katalase, yaitu enzim-enzim yang membuat susu cepat rusak.
Kekurangan susu pateurisasi
·         Tidak bisa disimpan dalam suhu ruang, harus di dalam lemari pendingin.
·         Produk Susu Pasteurisasi mudah rusak bila terserang MO, memiliki masa simpan yang rendah terlebih apabila produk berada di tingkat pengecer/konsumen.
·         Pasteurisasi hanya mampu menghambat pertumbuhan spora tapi tidak dapat mematikan sporanya, terutama spora bakteri yang bersifat termoresisten alias tahan terhadap suhu tinggi.

Kelebihan susu UHT
·         Simpannya yang sangat panjang pada suhu kamar tanpa bahan pengawet dan tidak perlu dimasukkan ke lemari pendingin. Jangka waktu ini lebih lama dari umur simpan produk susu cair lainnya seperti susu pasteurisasi.
·         Selain itu susu UHT merupakan susu yang sangat higienis karena bebas dari seluruh mikroba (patogen/penyebab penyakit dan pembusuk) serta spora sehingga potensi kerusakan mikrobiologis sangat minimal, bahkan hampir tidak ada. 
Kekurangan UHT
·         Cita rasanya tidak sesegar susu pasteurisasi.
·         Dengan pemanasan yang tinggi membuat zat gizi yang ada pada susu sedikit berkurang.

B.    Pendahuluan

·         Sejarah Singkat PT Ultrajaya (Persero)
            Berawal dari sebuah perusahaan susu di tahun 1950-an, PT Ultrajaya telah berkembang dengan sangat pesat hingga mampu meraih posisi saat ini sebagaisalah satu perusahaan terkemuka di Indonesia untuk produk-produk susu dan jus buah.Kisah PT Ultrajaya diawali dari sebuah perusahaan susu yang kecil padatahun 1958. Lalu pada tahun 1971, perusahaan ini memasuki tahap pertumbuhan pesat sejalan dengan perubahannya menjadi PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company.
            Dan tak ketinggalan beberapa produk minuman ringannya yang diproduksi khusus untuk pasar eksport. Dan hingga kini, brand unggulan kami, UltraMilk, masih tetap unggul di antara segmen susu cair, seperti halnya juga Teh Kotak unggul di varian minuman siap saji dalam kemasan karton.
            PT Ultrajaya ini merupakan perusahaan pertama dan terbesar di Indonesia yang menghasilkan produk-produk susu, minuman dan makanan dalam kemasan aseptik yang tahan lama dengan merek-merek terkenal seperti Ultra Milk untuk produk susu, Buavita untuk jus buah segar, Teh Kotak untuk minuman teh segar, Sari Kacang Ijo, dan Sari Asem Asli untuk produk minuman sehatnya.
Lokasi pabriknya terletak sangat strategis di pusat daerah pedalaman pertanian Bandung-Jawa Barat yang menyediakan sumber daya alam yang melimpah, segar dan berkualitas. Mulai dari susu segar, daun teh, hingga buah-buahan tropis. Kesegaran bahan baku ini dan kualitas gizi alaminya dapat dipertahankan melalui teknologi proses UHT (Ultra High Temperature) dan pengemasan aseptik tanpa menggunakan bahan pengawet apapun.
            Saat ini, 90 persen dari keseluruhan hasil produksi perusahaan ini dipasarkan di seluruh Indonesia, sementara kurang lebih 10 persen diekspor ke beberapa Negara di Benua Asia, Eropa, Timur Tengah, Australia dan Amerika Serikat. Baik untuk pasar dalam negeri maupun ekspor, produk-produk yang dijual adalah produk yang sejenis. Pertumbuhan pesat tersebut diraih oleh adanya sebuah filosofi sederhana: “Sebuah tekad untuk memproduksi produk dalam kemasan berkualitas tinggi memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia yang terus meningkat”. Kesuksesan filosofi ini ditentukan pula oleh kemampuan PT Ultrajaya yang sudah terbukti dalam mencapai empat sasaran.
·         Lahan perkebunan dan peternakan
Lahan peternakan kami berlokasi di tengan lahan perkebunan di dataran tinggi Bandung, dimana tersedia sumber daya alam alami berkualitas baik, sebagai bahan baku produk kami
.
            Kesegaran bahan baku serta semua nutrisi yang terkandung di dalamnya kemudian kami proses dengan teknologi Ultra High Temperature ( UHT ) digabungan dengan teknologi pengemasan aseptik.
            Untuk menggambarkan tekad kami terhadap penggunaan teknologi yang paling mutakhir di industri ini, PT Ultrajaya telah melakukan investasi yang sangat besar dalam sistem pengolahan dan pengemasannya. Pabriknya yang serba otomatis diakui sebagai salah satu mesin pengolahan makanan dan minuman yang paling canggih di Indonesia. Mesin yang paling moderen dan berteknologi canggih ini digunakan untuk memertahankan kesegaran dan nilai gizi dari bahan baku yang sudah terpilih untuk menghasilkan produk berkualitas terbaik bagi konsumen.
            Kami adalah yang pertama kali menggunakan teknologi UHT (Ultra High Temperature) dan pengemasan aseptik di Indonesia untuk memroduksi produk yang dapat disimpan dalam jangka waktu panjang. Lebih dari 3 dekade kami  mempersembahkan produk berkualitas baik dan alami serta memimpin pasar susu cair segar di Indonesia. Kami pun saat ini merupakan salah satu produsen terbesar produk-produk UHT di Asia Pasifik dengan total kapasitas produksi mencapai lebih dari 100 juta liter setiap tahun.            Sejak bahan baku mulai diproses secara otomatis hingga produk jadi siap meninggalkan gudang penyimpanan di PT Ultrajaya, tidak ada kontak langsung dengan tangan manusia yang menjamin bahwa kondisi higienis tetap dapat dipertahankan selama proses produksi.
            Yang lebih penting lagi, di pabrik PT Ultrajaya kami melakukan serangkaian uji laboratorium yang lengkap dan ketat mulai dari bahan baku hingga produk jadi, untuk memastikan standar kualitas yang kami inginkan. Untuk memerbaiki kualitas kesehatan konsumen dapat dicapai secara konsisten.
            Sebagai market leader, kami juga tetap mengedepankan penelitian, pengembangan, dan pengecekan kualitas kontrol produk kami. Dengan monitoring secara berkala terkait kebutuhan pasar dan permintaan konsumen, kami pun telah mengembangkan produk-produk baru supaya menjaga brand leadership kami, dan dapat dilihat hasilnya saat ini kami pun telah berhasil mengembangkan lebih dari 60 produk sejak tahun 1975 lalu, yang kebanyakan diantaranya adalah market leader.
            Kami juga berkomitmen penuh untuk kualitas produksi kami, mulai dari bahan baku yang kami gunakan hingga produk siap untuk dijual. Sistem pengecekan kualitas produk tidak hanya terfokus pada isi dari produk tersebut, namun hingga proses penyimpanannya.
            Seluruh produk kami telah mendapatkan sertifikat Halal dari MUI (Majelis Ulama Indonesia), yang dimana hal ini juga menunjukkan komitmen tinggi kami terhadap konsumen Indonesia yang mayoritasnya adalam Muslim.Seluruh komitmen proses kami diatas pun menghasilkan reputasi baik kami dimata konsumen.
            Hingga kini, jaringan distribusi kami telah menjangkau seluruh daerah di Indonesia, didukung dengan strategi marketing yang sudah terintegrasi untuk mempertahankan dan terus membangun ekuitas brand dan memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia.
            Untuk itu, kamu juga secara terus menerus memiliki investasi-investasi penting dengan berbagai perbaikan dalam aktivitas marketing, teknologi, pengembangan produk, dan yang paling penting adalah sistem distribusi kami.
            Jangkauan distribusi kami merupakan salah satu jangkauan distribusi terluas di Indonesia , yang telah menjangkau pulau-pulau di Indonesia dari Sumatera sampai Papua. Saat ini kami pun telah menjangkau lebih dari 25.000 wholesaler yang masing-masing secara kolektif menjual produk kami ke lebih dari 65.000 retailer (baik local modern market maupun pasar tradisional), hotel, dan penggunaan secara komersial. Sementara itu, jalur distribusi kami di pulau Jawa saat ini juga terdiri dari lebih dari 300 sales professional, dengan lebih dari 100 armada, dan 20 kantor cabang.
            Konsumen utama PT Ultrajaya di Indonesia yang terdiri dari kurang lebih 240 juta penduduk, saat ini juga mengalami peningkatan daya beli. Penjualan dalam negeri kami pun menyumbang 90% dari total produksi yang kami lakukan. Walaupun begitu, pada tahun 1988, kami pun telah meng-eksport produk kami ke sejumlah negara di dunia.
            Dan hingga kini, brand unggulan kami, UltraMilk, masih tetap unggul di antara segmen susu cair, seperti halnya juga Teh Kotak unggul di varian minuman siap saji dalam kemasan karton.
            Perusahaan ini termasuk salah satu perusahaan di Indonesia yang memiliki jaringan distribusi yang paling luas, mencakup seluruh daerah Indonesia, mulai dari Sumatera di ujung Barat hingga Papua di ujung Timur. Hal ini dapat dicapai oleh adanya sistem distribusi yang terdiri dari 2,500 grosir yang bersama-sama melayani lebih dari 25,000 toko ritel (toko moderen dan tradisional), hotel dan pelanggan komersial.
            Jaringan distribusi ini juga didukung oleh jaringan penjualan PT Ultrajaya yang terdiri dari lebih 300 tenaga penjual, lebih dari 100 kendaraan, serta 9 depo dan kantor cabang di kota-kota besar, ditambah lagi oleh beberapa distributor lokal.
            Pasar utama PT Ultrajaya adalah Indonesia dengan populasi 200 juta orang yang memiliki tingkat daya beli yang meningkat. Pasar domestik mencapai 90 persen dari total produksi perusahaan ini. Namun sejak 1988, perusahaan ini mulai aktif memasuki pasar ekspor ke negara-negara tertentu.
            Sebagai pemimpin pasar, PT Ultrajaya selalu berusaha untuk tetap berada di baris terdepan untuk kegiatan penelitian, pengembangan dan pengawasan mutu. Melalui penelitian yang berkesinambungan terhadap kebutuhan pasar dan perubahan permintaan konsumen, perusahaan ini telah mengembangkan produk-produk baru yang mampu memertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dengan cepat dan sebagai hasilnya, perusahaan ini sudah mengembangkan jumlah ragam produknya dari produk tunggal pada tahun 1975 menjadi lebih 60 produk saat ini – yang mana sebagian besar adalah pemimpin pasar.
            PT Ultrajaya sangat bertekad penuh akan kualitas produk. Mulai dari bahan baku hingga produk jadi, sistem pengawasan mutu dijalankan dengan ketat, tidak hanya pada produknya saja, tapi juga pada proses produksi dan penyimpanannya.            Di samping itu, mengingat sebagian besar konsumen Indonesia beragama Islam, kami pun bertekad bulat memenuhi semua persyaratan kualitas produk Halal. Semua produk PT Ultrajaya sudah mendapatkan Sertifikat Halal yang resmi dikeluarkan oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia). Keseluruhan sistem kualitas PT Ultrajaya ini telah mendapatkan reputasi terbaik dari semua konsumen.
Teknologi
            Untuk menggambarkan tekad kami terhadap penggunaan teknologi yang paling mutakhir di industri ini, PT Ultrajaya telah melakukan investasi yang sangat besar dalam sistem pengolahan dan pengemasannya. Pabriknya yang serba otomatis diakui sebagai salah satu mesin pengolahan makanan dan minuman yang paling canggih di Indonesia. Mesin yang paling moderen dan berteknologi canggih ini digunakan untuk memertahankan kesegaran dan nilai gizi dari bahan baku yang sudah terpilih untuk menghasilkan produk berkualitas terbaik bagi konsumen.
            PT Ultrajaya yang pertama kali menggunakan teknologi UHT (Ultra High Temperature) dan pengemasan aseptik di Indonesia untuk memroduksi produk yang dapat disimpan dalam jangka waktu panjang. Pengalamannya di bidang ini telah mencapai lebih dari 3 dekade dan memberikan posisi kuat sebagai pemimpin pasar di industri ini. PT Ultrajaya saat ini merupakan salah satu produsen terbesar produk-produk UHT di Asia Pasifik dengan total kapasitas produksi mencapai lebih dari 100 juta liter setiap tahun.
            Sejak bahan baku mulai diproses secara otomatis hingga produk jadi siap meninggalkan gudang penyimpanan di PT Ultrajaya, tidak ada kontak langsung dengan tangan manusia yang menjamin bahwa kondisi higienis tetap dapat dipertahankan selama proses produksi.            Yang lebih penting lagi, di pabrik PT Ultrajaya kami melakukan serangkaian uji laboratorium yang lengkap dan ketat mulai dari bahan baku hingga produk jadi, untuk memastikan standar kualitas yang kami inginkan – untuk memerbaiki kualitas kesehatan konsumen - dapat dicapai secara konsisten.



Produksi yang dilakukan PT Ultrajaya

1.
 Sistem sterilisasi UHT dan Pengendalian Mutu
·               Produksi minuman diolah dengan metode sterilisasi berteknologi tinggi yang selanjutnya dikemas dalam kemasan karton aseptic yang steril.
·               Pengawasan mutu dilakukan sejak penerimaan bahan baku, selama proses produksi, selama penyimpanan di gudang, samapai pengiriman barang jadi.
·               Gudang yang dilengkapi dengan Automated Stroge dan Retrieval System yang dioperasikan sepenuhnya dengan sistem computer dan robot.

2.    Penelitian dan Pengembangan

·         Melakukan penelitian yang berkesinambungan mengenai aspirasi dan animo pasar.
·         Melakukan diversifikasi & pengembangan produk untuk mempertahankan pangsa pasar.
·         Melakukan penerapan strategic pemasaran yang tepat serta penerapan teknik distribusi yang efisien dan tepat sasaran.

Analisis yang saya lakukan terhadap data yang saya peroleh yaitu :

1. Keunggulan dari produk minuman yang diproduksi diantaranya : lebih steril di dalam pengepakan produk, bahan baku yang digunakan lebih fresh, menggunakan teknologi yang lebih canggih dengan sistem robot,adapun setelah susu diproses dilakukan secara aseptik (bebas bakteri), rasa dari teh ataupun susunya terasa lebih segar untuk diminum,kemasan yang digunakan dapat di daur ulang,tidak terdapat dalam bentuk botolan, harga terjangkau.
Kelebihan dan kekurangan dari PT. ULTRAJAYA MILK

            
Dalam pertumbuhan perusahan yang kompleks, tidak bisa dipungkiri bahwa kelemahan perusahaan akan menjadi celah para pesaing. Perusahaan harus mengetahui dengan jelas kekurangannya agar dapat ditutupi dengan kelebihan, menurut saya kelebihan dan kekurangan dari PT ULTRAJAYA MILadalah sebagai berikut:

Kelebihan
 SDM yang besar dan terlatih
 Harga produk yang komputitif
 Keadaan distribusi dan pangsa pasar
 Loyalitas konsumen terhadap produknya
 Brand Image
 Pertumbuhan penjualan
 Keadaan distribusi dan pangsa pasar
 Riset dan sevelopment yang Intensif


Kelemahan
 Ketersediaan bahan baku
 Biaya produksi yang tinggi
Ancaman PT ULTRAJAYA MILKterhadap pesaing produk lainnya:
 Kebijakan pemerintah
 Masuknya para pesaing baru
 Fluktuasi nilai tukar rupiah.
Tujuan
·         Memberikan kontribusi yang signifikan terhadap status gizi anak-anak pada tahun 2015.
·         Menjadi perusahaan susu yang ramah lingkungan pada tahun 2015.
Strategi
·         Meningkatkan kapasitas produksi.
Faktor strategis (strengths)
·         Mengedepankan pengalaman global & kerjasama jangka panjang dengan peternak sapi.
·         Memiliki SDM yang berpenglaman.
·         Memiliki 2 pabrik berteknologi canggih.
·         Pemilihan bahan baku yang berkualitas.
·         Produksi dilingkungan bawah pengawasan mutu ketat.

Faktor strategis (weakness)
·         Kurangnya pengembangan variant rasa produk susu.
·         Harga yang lebih mahal dari pesaing.
·         Belum ada website sebagai sarana promosi.
·         Tidak ada diversifikasikan item produk.
·         Tidak ada peringatan/indikasi didalam kemasan susu.



Faktor strategis (opportunity)
·         Melakukan kerjasama jangka panjang dengan peternak sapi.
·         Memiliki konsumen yang loyal.
·         Peduli terhadap pengelolaan limbah lingkungan.
·         Memiliki pangsa pasar terbesar.
·         Peduli terhadap kesehatan masyarakat dengan melakukan studi gizi.

Faktor strategis ancaman (threats)
·         Pendatang baru yang menawarkan inovasi produk.
·         Kondisi mata uang yang tidak stabil.
·         Kebijakan pemerintah yang berubah-ubah.
·         Pengaruh kenaikan BBM.



Landasan Teory

Pendapat para konsumen tentang susu ultra :

1.     Ganjar sumekto
      Menurut pendapat saya susu ultra itu susu murni atau susu segar yang diambil susunya dari binatang yang diternak oleh perusahaan ultrajaya sendiri.

2.    Linda
      Menurut saya susu ultra rasanya ada berfariasi ada Full Cream, Cokelat, dan Strawberry dan harga susunyapun terjangkau.

3.    Eko
      Menurut saya susu ultra itu produk sudah sangat terkenal banyak produk susu ini yang dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat  dan kemasannyapun unik.

C.    Pembahasan
TABEL 3.1 Data Tingkat Penjualan dan Market Share Ultra Milk PT. Ultrajaya Tahun 2005 s/d Tahun 2010

Tahun
Market Share (%)
2005
23,05
2006
28,64
2007
35,09
2008
33,72
2009
43,34
2010
54,38

Dari hasil data laporan diatas, dapat disimpulkan bahwa:


1. Produk Ultra Milk produksi PT. Ultrajaya tingkat market share masih tinggi terbukti dari tabel 3.3 diatas persentase market share  sebesar 54,38%.

2. Penjualan produk Ultra Milk dikalangan konsumen selalu mengalami peningkatan penjualan produk. Walaupun pada tahun 2008 terjadi penurunan, namun pada tahun 2009 dapat meningkat kembali. 

3. Dari data tabel penjualan dan market share dapat disimpulkan juga bahwa Ultra Milk merupakan produk susu cair kemasan siap saji yang paling disukai konsumen dibandingkan dengan produk susu cair lainnya.


D.   Pesaing dalam produk susu
           
FRISIAN FLAG
            PT Frisian Flag Indonesia (FFI) adalah produsen produk-produk nutrisi berbasis susu untuk anak-anak di Indonesia dengan merek Frisian Flag, yang juga dikenal sebagai Susu Bendera. Frisian Flag telah menjadi bagian dari pertumbuhan keluarga Indonesia selama lebih dari 90 tahun. Selama itu pula, Frisian Flag selalu memberikan komitmennya untuk terus berkontribusi membantu anak-anak Indonesia meraih potensinya yang tertinggi, melalui produk-produk bernutrisi tepat.
            Semua ini dimulai ketika susu dengan merek Friesche Vlag mulai diimpor dari Cooperatve Condensfabriek Friesland, yang kini telah menjadi Royal FrieslandCampina, pada tahun 1922. FrieslandnCampina merupakan koperasi peternak sapi perah terbesar dunia yang berpusat di Belanda dan beranggotakan 16 ribu peternak yang tersebar di tiga negara, serta memiliki karyawan tak kurang dari 22 ribu orang yang bekerja di 100 perusahaan di seluruh dunia. Sebagai bagian dari FrieslandCampina, Frisian Flag mengacu pada pengalaman global dan kemitraan jangka panjang dengan peternak sapi perah lokal, agar dapat menghadirkan nutrisi terbaik yang diperoleh dari susu.
            FFI menaungi lebih dari 1700 karyawan di seluruh penjuru Indonesia dan mengoperasikan fasilitas produksi di Pasar Rebo dan Ciracas, Jakarta Timur, dengan berbagai portofolio produk seperti susu cair, susu bubuk, dan susu kental manis dengan merek Frisian Flag, Yes! dan Omela.

            Dalam memproduksi dan mendistribusikan produk-produk berbasis susu, PT Frisian Flag Indonesia tidak hanya mengikuti standar nasional dan internasional, namun juga mengadvokasi kepada para pemangku kepentingannya untuk senantiasa mendukung perkembangan holistik anak dan mempromosikan ASI eksklusif sesuai dengan petunjuk WHO.

E.    Kesimpulan

Kelebihannya

          Susu sehat terbuat dari susu cair segar berkualitas tinggi yang mengandung kebaikan beberapa nutrisi seperti protein, karbohidrat, vitamin, dan berbagai mineral yaitu kalsium, magnesium, dan fosfor. Untuk rasa pada susu sehat, terbuat dari campuran susu cair segar dengan gula dan bahan-bahan alami seperti bubuk coklat dan perasan buah strawberry. Membuat susu sehat, minuman susu lengkap dengan kelengkapan gizi dan kelezatan rasa. Produk ini diproduksi dan dibuat khusus untuk institusi tertentu seperti sekolah atau pabrik. Cocok untuk diminum sehari-hari baik bagi anak-anak, remaja, dan dewasa.

Kekurangan

            Tidak terdapat dalam kemasan botol atau beling, untuk jenis produksi teh kotak belum terdapat dalam ukuran yang lebih besar, kurang seger jika disajikan tidak dingin, tampilan untuk ultramilk masih kurang menarik, dibanding produk lain yang sejenis kualitas rasa teh dengan buah-buahan masih kurang enak untuk dirasakan, kemasan untuk teh kotak yang berasa buah masih kurang menarik tampilannya.

Jumat, 29 Januari 2016

Sejarah PT Greenfields Indonesia


Di awal 1990-an, negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, mengalami perkembangan ekonomi yang sangat pesat. Seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat, kebutuhan akan gaya hidup sehat dan bahan makanan berkualitas tinggi juga meningkat. Sayangnya kebutuhan untuk hal tersebut kebanyakan dipenuhi dengan produk-produk impor dan produk lokal yang menggunakan susu bubuk impor.

Di sisi lain, kami melihat adanya berbagai kendala lain berupa tidak adanya perusahaan peternakan penghasil susu berskala besar, tidak adanya angkatan kerja yang cukup untuk menunjang, dan tidak adanya tanah subur, sumber air serta sumber bahan dasar lainnya. Inilah tantangan yang harus dihadapi oleh sebuah perusahaan susu murni yang bermaksud melayani pasaran domestik Indonesia dan kawasan di sekitarnya. Peluang dan berbagai tantangan ini menjadi awal dari terbentuknya PT Greenfields Indonesia. 

Pada tanggal 14 Maret 1997, PT Greenfields Indonesia dilahirkan oleh sekelompok usahawan Australia dan Indonesia yang memiliki latar belakang, keahlian dan pengalaman kuat di bidang agrobisnis. Perusahaan dimulai dengan mengembangkan tanah peternakan di Desa Babadan, Gunung Kawi, Jawa Timur, suatu tempat dengan lingkungan yang sangat ideal untuk sapi-sapi perah khusus yang didatangkan dari Australia.

Di bulan April 1999 dimulailah konstruksi fasilitas pengolahan susu yang kemudian mulai beroperasi pada bulan Juni 2000. Susu yang dihasilkan oleh peternakan ini merupakan susu dengan mutu sangat tinggi serta memenuhi syarat terketat dunia dalam mikrobiologi.

PT Greenfields Indonesia memproduksi susu pasteurisasi dan susu UHT dalam beberapa jenis, rasa, dan ukuran kemasan yang berbeda.

Saat ini, peternakan Greenfields memiliki lebih dari 4.000 ekor sapi Holstein yang menghasilkan sekitar 20 juta liter susu murni setiap tahunnya.

Di samping melayani pasar domestik, lebih dari 50% hasil produksi PT Greenfields Indonesia dipasarkan di Singapura, Malaysia, Hong Kong, Phillipina dan negara-negara lain di kawasan ini.

Istilah-istilah pada Outlet Reatil Modern

Sebagai seorang tenaga penjual saya sering menjumpai istilah-istilah yang belum pernah saya dengar dan saya jumpai. Berawal dari mencatat satu demi satu istilah yang saya jumpai pada outlet retail modern, lama kelamaan menjadi banyak, dan tak ada salahnya saya bagikan kepada siapa saja yang membutuhkan melalui blog saya ini, semoga bermanfaat.

Istilah-istilah pada Outlet Reatil Modern  :
    1.        AC = Avarage Cost : Pencatatan yang berdasarkan rata-rata
    2.        Accessibility : Suatu keadaan dimana perusahaan dapat secara efektif memusatkan usaha pemasarannya pada segmen yang telah dipilih
    3.        Affective : Merubah sikap konsumen
    4.        Appeals : Daya tarik
    5.        Architectural Display: Memperlihatkan barang-barang dalam penggunaannya, misalnya di ruang tamu, di kamar tidur, di dapur dengan perlengkaapannya
    6.        Artifact : Bentuk komunikasi melalui cara manipulasi objek kontak dengan seseorang, misalnya penggunaan parfum, pakaian, lipstik dan lain-lain.
    7.        Attention dan Interest Costumer : untuk menarik perhatian para pembeli dilakukan dengan cara menggunakan warna-warna, lampu-lampu, dan lain-lain
    8.        B2B : Hubungan internet poin to point atau antar muka
    9.        Banded : barang dijual dengan cara diikatkan, seperti sisir, cermin, dan minyak wangi diikatkan menjadi satu
 10.        Bar Code : Universal code
 11.        Bay: alat pemajangan atau pen-display-an barang dagangan dari atas ke bawah
 12.        Behavioral: Mendorong konsumen untuk bertindak
 13.        Beli Putus: Proses jual beli yang dilakukan secara langsung tanpa proses konsinyasi
 14.        BG = Bilyet Giro : alat pembayaran berupa kertas giro suatu bank yang pencairannya hanya dapat dilakukan lewat clearing bank
 15.        Bins: alat pemajangan buah, buahannya ada yang miring ada pula yang lurus
 16.        Body Language : Bahasa tubuh
 17.        Brand Blocking : penempatan barang dengan ketentuan merek barang harus terlihat dibagian muka
 18.        BTB = Bukti Terima Barang
 19.        Buffer Stock : Usulaly
 20.        Call : Kunjungan
 21.        Call Issuer : Panggil pengola jasa
 22.        Cash and Carry: harga barang dibayar terlebih dahulu sebelum barang dibawa atau uang di terima penjual, baru barang dikirim kepada pembeli
 23.        Cash Flow : Perputaran Uang
 24.        Cash: pembayaran harga barang secara tunai bersama dengan surat pesanan,baik dengan cek maupun uang
 25.        Casual : kategori sepatu santai dengan tali, gesper, baju, celana, atau pun jenis mocanis
 26.        CBN : Nama perusahan penyedia layanan internet
 27.        Cek : alat pembayaran berupa kertas giro suatu bank yang pencairannya dapat dilakukan secara tunai
 28.        Chelving : yaitu alat pemajangan yan merupakan bagian dari gondola yang biasa disebut rak.
 29.        Chief Operation: kepala bagian operasional yang membawahi beberapa supervisor, seperti supervisior supermarket dan fasion
 30.        Chiller: tempat pemajangan untuk buah atau daging olahan, alat ini menempel di dinding
 31.        Clearance Sale : Program penjualan untuk mempercepat penjualan produk-produk tertentu.
 32.        Clients : Pelanggan
 33.        Closed Display: barang dipajangkan dalam suasana tertutup
 34.        CN = Credit Nota
 35.        COC = Check on Counter: pemajangan produk yang menempel di depan kassa
 36.        COD = Cash on Delivery: pembayaran dilakukan pada waktu barang diserahkan kepada pembeli
 37.        Cognitive : Menempatkan sesuatu dalam benak konsumen
 38.        Consolidator : Bagian pengumpulan dan pengolongan pesanan
 39.        Cool Room: ruangan dingin untuk penyimpanan produk fresh, cool room terbagi menjadi dua bagian, satu untuk menyimpan makanan da sebagainya, dan bagian keduanya untuk menyimpan daging
 40.        Counter : Areal penjualan di dalam supermarket
 41.        Cross Merchandising : Diplay 2 kategori yang berkaitan di dalam satu gondola. Contoh : gondola mens grooming terdiri dari pencukur jenggot, minyak rambutm dan semir sepatu.
 42.        Customer : Pembeli
 43.        Dancing : Pendisplayan barang pada ujung/sudut gondola dan disusun secara vertikal.
 44.        DC : Distrik Central
 45.        Dead Stock : barang yang tidak laku sama sekali
 46.        Dealer Display : penataan yang dilaksanakan dengan cara wholesaler yang terdiri atas simbol-simbol dan petunjuk-petunjuk tentsng penggunaan produk
 47.        Declined : Ditolak
 48.        Delivery : Pengirimanproduk dari supplier ke toko
 49.        Demo : Peragaan pemakaian produk ke konsumen di dalam supermarket / toko / tempat umum
 50.        Departemen Buyer: divisi yang diberi wewenag untuk menangani pembelian barang berikut surat-suratnya
 51.        Departemen Fresh : bagian yang menangani produk-produk yang segar seperti sayuran, buah dan daging
 52.        Desire dan Action Costumer: untuk menimbulkan keinginan memiliki barang-barang yang dipamerjkan di toko tersebut
 53.        Devisi Food : bagian yang menangani produk-produk makanan
 54.        Devisi Non Food : bagian yang menangani produk-produk bukan makanan
 55.        Display : Pemajangan produk-produk di dalam supermarket
 56.        Distinctiveness : Pembeli ingin nampak berbeda dari pembeli lainnya
 57.        Distributing Fee : Beaya distribusi dari prinsipel ke outlet
 58.        Distributor : Pengedar
 59.        DN : Debet Nota
 60.        Do Not Honour : Tidak berlaku
 61.        DoA : Diferent Off Advis
 62.        DP : Down Payment
 63.        E-card : Kartu elektonik
 64.        ED = Expire Date : waktu kadaluwarsa
 65.        EDP = Entry Data Processing : pengelola keseluruhan data di cabang
 66.        e-mail : Surat elektronik
 67.        End Gondola: gondola yang paling ujung dan untuk disewakan
 68.        Environment Factor : Penyampaian komunikasi dengan cara dekorasi ruang, lampu dan lain-lain.
 69.        Etimologis : Bahasa
 70.        Exterior Display : penataan yang dilaksanakan dengan memajangkan barang-barang diluar toko,misalnya pada waktu mengadakan obraal dan pasar malam
 71.        Eye Catching : tehnik memanjang bedasarkan luas area pandang seseorang. Pemajangan berdasarkan tatap muka dimana produk tersebut yang pertama kali dilihat
 72.        Eye Level : Display di dalam gondola yang letak produknya segaris dengan mata konsumen sehingga dapat dilihat dengan jelas
 73.        Face : pemajangan produk tatap muka harus menghadap ke depan, jangan terbalik, miring, dsb
 74.        Facing / Tir : Jumlah muka yang ditampilkan suatu produk di dalam gondola 
 75.        Faktur : Surat atau dokumen penjualan
 76.        Fast Moving : produk yang penjualannya cepat laku
 77.        Feedback : Umpan balik
 78.        FIFO  = First In First Out : Barang Yang Pertama Masuk, Barang yang Pertama Keluar
 79.        Floor Display : pemajangan produk di atas lantai
 80.        Floor Vision : Iklan yang berada di lantai 
 81.        Frozen : alat yang digunakan  oleh produk-produk beku bisa dikenal Frozen island yang berupa box besar memanjang. Produk yang disimpan dalam alat ini tahan dalam jangka waktu lama
 82.        Frozen Island, sarana pajang untuk produk-produk beku, seperti ice cream, chicken nugged, sayuran, dsb
 83.        General Ledger : Buku perkiraan
 84.        Gesture : Gerak
 85.        Glosarium : Daftar isilah
 86.        GMS = General Merchandising : barang pecah belah.tidak menempel di dinding
 87.        Gondola: yaitu peralatan display yang terdiri atas shelving atau rak panjang secara utuh
 88.        GR = Goods Recieving : Penerimaan barang
 89.        Hambalan: yaitu kayu yang diletakan dibawah sebagai dasar untuk peralatan display
 90.        Hampers : katalog bulanan
 91.        Hanger : Alat promosi produk yang digantung di sela-sela rak produk
 92.        Hibah : Perjanjian pinjaman tanpa pengembalian
 93.        HO = Head Office : kantor pusat
 94.        Hot Links : Koneksi ke penyedia lain
 95.        Hutang : Kewajiban yang harus dibayar oleh pelanggan atas penyerahan barang atau jasa
 96.        Immediacy : Kesiapan
 97.        Impulse Buying: dorongan seketika
 98.        In Store Promo : Program promosi yang diselenggarakan oleh outlet untuk meningkatkan penjualan pada periode tertentu
 99.        Insufficient Fund : Dana tidak mencukupi
100.        Interdependency : Kesalingtergantungan
101.        Interim Stetament : Penyusunan Laporan Sementara
102.        Interior Display: memajangkan barang-barang, gambar-gambar,kartu-kartu harga,dan poster didalam took
103.        Interpretation : Bentuk respon berupa pemberian penjelasan atau pemahaman terhadap berbagai informasi yang disampaikan komunikan
104.        Invalid Card : Kartu palsu
105.        Invoice: Tagihan
106.        Kartu Gudang : Kartu Persediaan
107.        Kategori / Segmentasi : Pengelompokkan produk-produk ke dalam suatu jenis produk.
108.        Kinesic Behavior : Jenis komunikasi yang diungkapkan melalui gerakan tubuh
109.        Konsinyasi : Titip Jual
110.        Kontradiktif : Hal –hal yang berlawanan
111.        LAN = Local Acces Network : Jaringan Internet lokal
112.        Letter of Agreement : Surat Perjanjian
113.        LIFO = Last In First Out : Barang Yang Masuk Terakhir, Barang Yang Lebih Dahulu Keluar
114.        Listing Fee : Biaya untuk mendaftarkan produk ke dalam supermarket
115.        Login : Daftar masuk
116.        Lost Card : Kartu hilang
117.        Lucky Draw : Program promosi yang diselenggarakan oleh outlet untuk meningkatkan penjualan pada periode tertentu dengan rangsangan hadiah/bonus.
118.        Mailer : Sarana promosi berupa leaflet
119.        Measurability : ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu pembeli harus dapat diukur atau dapat didekati
120.        Member’s Room : Ruang anggota
121.        Mesin Wrappring: mesin untuk peralatan departemen fresh agar produk tetap segar
122.        MIS = Management Information System: petugas pengolahan data, diantaranya menyediakan (software), pengadaan hardware, dan mengelola data di pusat
123.        Moccasin: jenis sepatu slip on tanpa tali dan umumnya dijahit tangan
124.        MOU = Memorendum Of Understanding: Memo Kesepahaman
125.        Movie : Film
126.        MTM : Modern Trade Market
127.        NA : Non Aktif
128.        Negoisiator : Orang Yang Melakukan Perundingan
129.        Nervous : Grogi
130.        Non Verbal : Bahasa tubuh dan isyarat yang banyak dimengerti oleh suku bangsa
131.        Notaris : Pejabat pembuat akta
132.        NP : Nota Pesanan
133.        Online Support : Pendukung saja
134.        OOS = Out Of Stock : Kekosongan produk di dalam rak toko.
135.        Open Display : barang-barang dipajangkan pada suatu tempat terbuka sehingga dapat dipegang, dilihat dan diteliti oleh calon pembeli tanpa bantuan petugas pelayanan
136.        Out of Stock : persediaan barang kurang dari ketentuan
137.        Outlet : retailer (supermarket)
138.        Over Stok: persediaan barang banyak bahkan melebihi ketentuan
139.        Packaging : Pembungkusan
140.        Pallet Display: pemajangan pada papan palet yang diletakkan di atas lantai
141.        Para languages : Seseorang mengucapkan sesuatu bukan yang sebenarnya.
142.        Parafrase : Bentuk respon berupa pengembalian isi pesan
143.        Paskabayar : Tagihan pembayaran setelah pemakaian
144.        Pasword : Kata sandi pembuka
145.        Perfectual System : Sistem Pencatatan Terus Menerus
146.        Periodic System : Sistem Pencatatan Secara Periodik
147.        Personal guarantee : Jaminan pribadi
148.        Personal Selling: menjual barang oleh karyawan
149.        Pick up Card : Kartu dalam proses
150.        Piramid : hambalan yang terdiri dari dua tingkat untuk pemajangan floor display
151.        Piutang :
152.        Planogram : Rencana penyusunan produk yang tergabung di dalam suatu kategori di dalam supermarket
153.        Plastic Wrapping: plastic pembungkus produk fresh agar sehat dan aman
154.        PLU = Price Look up Unit : nomor identitas bagi barang yang berfungsi untuk pencatatan komputerisasi.
155.        PO = Purchase Order : pesanan pebelian
156.        POP = Point Of Payment : Daftar harga untuk program promosi di dalam toko.
157.        POP = Point Of Purchase : adalah strategi marketing berupa slogan atau informasi harga termasuk harga coret dan promo yang sedang berlangsung
158.        POS = Point Of Sales : Material yang digunakan untuk membantu penjualan yang terdiri dari leaflet, brosur, dll.
159.        Prabayar : Pembayaran pemakaian dimuka
160.        Pride of personal appearance : Pembeli ingin merasa bangga, karena penampilan pribadinya
161.        Probe : Pemeriksaan atau penyidikan
162.        Product & Service : Pelayanan dan hasil
163.        Product Knowledge: pengetahuan tentang produk
164.        Profitabilitas : Keuntungan jangka panjang
165.        Proxemics : Komunikasi yang berkaitan dengan penggunaan ruang personaldan sosial.
166.        Rafraksi : Beaya promosi yang dibebankan kepada supplier oleh outlet retail sesuai kesepakatan kedua belah pihak, seperti antara lain : potongan harga, beli 2 gratis 1, dan lain-lain.
167.        Ready Stock : barang yang siap dikirim
168.        Rebate : Discount yang diberikan kepada retailers oleh suppliers
169.        Receiving Room : Bagian pengecekan barang dan dokumen
170.        Reliabilitas : Kesinambungan
171.        Respon : Tanggapan
172.        Retailers : Pihak yang menjual produk-produk ke konsumen, contoh : supermarket, minimarket, dan lain-lain
173.        Reture : Pengembalian barang
174.        Returns and Allowances : Pengambilan dan pengurangan harga
175.        Self disclosure : Penyingkapan diri
176.        Selling In : Penjualan dari suppliers ke retailers 
177.        Selling Out / Off Take : Penjualan produk dari retailers ke konsumen
178.        Shelfing : Rak yang terdapat di gondola
179.        Shelving : alat pemajang bagian dari gondola yang biasa disebut rak
180.        Showcase chiller, tempat pemajangan buah, daging, sayur, dairy dsb.
181.        Showcase, yaitu alat pajang berupa etalase untuk penjualan daging segar, sosis, dairy,dsb. Showcase digunakan untuk produk yang expire date –nya pendek
182.        Shrinkage: kehilangan
183.        Sign up to day : Tentang kami
184.        Single Hook: berupa gantungan biasanya untuk pemajangan produk seperti sikat gigi, sosis, dan sebagainya
185.        Single hooks, berupa gantungan biasanya untuk pemajangan produk seperti sikat gigi, snack, sosis , dsb
186.        Site Map : Peta situs ( halaman di internet )
187.        SKU = Stock Keeping Unit / Item :  Satuan dari jumlah produk
188.        SKU, keterangan yang menunjukan nama produk, harga, nomor, PLU produk
189.        Slow Moving: produk yang laku terjual tetapi penjualannya lambat
190.        Social achivment : Pembeli ingin merasa pencapaian status sosial yang lebih baik
191.        SOP : Standar Operating Procedure
192.        SP : Surat Pesanan
193.        SPG = Sales Promotion Girl: pramuniaga yang diberikan kewenangan oleh perusahaan untuk menawarkan dan menjual produk
194.        Stock : persediaan barang yang siap dipakai, baik yang sudah jadi maupun yang setengah jadi
195.        Stock Holder: orang yang memiliki saham di perusahaan
196.        Stolen Card : Kartu dicuri
197.        Store Design dan Decoration: tanda-tanda yang berupa diantaranya simbol-simbol, lambang-lambang, poster-poster, gambar-gambar, bendera-bendera, dan semboyan-semboyan
198.        Subsidiary Ledger : Buku Pembantu
199.        Subtantiability: segmen harus cukup besar atau cukup menguntungkan untuk dapat dipertimbangkan program-program pemasaran
200.        Suppliers : Pemasok barang/pihak yang membuat produk-produk untuk dijual ke retailers.
201.        Syarat Force Majeure : Ketentuan khusus
202.        Term Of Payment : Batas pembayaran
203.        TG = Top Gondola = display yang berada di ujung depan sebuah rak yang posisinya di atas.
204.        Tier: barisan pemajangan dari depan kebelakang
205.        Top to Bottom : Susunan produk dari atas ke bawah di dalam gondola
206.        TOS = Temporary Out Of Stock : Persediaan produk untuk sementara kosong
207.        Touching Behavior : Komunikasi yang berupa gerakan seperti pukulan, tindakan memegang dan lain-lain.
208.        Trading Stamp/Brand : Merek Dagang
209.        Traffic Area : Areal yang biasa di lalu lalangi oleh konsumen
210.        Transfer : Pengiriman uang melalui bank
211.        Treatment : Perlakuan
212.        TTF = Tanda Terima Faktur : Tanda bukti telah dititipkannya faktur yang harus dilunasi oleh outlet.
213.        TTHO : Tanda Terima Head Office
214.        Username : Nama pengguna
215.        Variant : Macam
216.        Vendor : Perusahaan pemasok barang
217.        VM = Visual Merchandising: suatu tata cara pemajangan barang dagangan yang dilakukan untuk mempermudah konsumen dalam hal melihat, meraba, meneliti suatu barang yang akan dibelinya
218.        Vocabulary : Perbendaharaan kata-kata
219.        Wagon: boks besar untuk menyimpan produk, biasanya produk yang sedang promo atau diskon
220.        Wanprestasi : Tidak menepati klausul perjanjian
221.        Warehouse : Gudang
222.        Wholesaler (pedagang besar): pedagang yang melayani pembelian dalam partai besar, biasanya melayani pembelian retailer (pedagang eceran)
223.        Windows Display: memejangkan barang-barang, gambar-gambar kartu harga, dan symbol-simbol,dan sebagainya di bagian depan toko yang disebut etalase