Kamis, 28 Januari 2016

Apa Itu CEO, CFO, CMO, COO dan CTO?

Suatu perusahaan tidak dapat berjalan tanpa adanya jajaran eksekutif. Eksekutif adalah orang-orang yang duduk di jajaran direksi dan mengatur arah dan jalannya perusahaan. Orang-orang di dalamnya mempunyai pangkat yang berbeda-beda pula. Dari jajaran teratas biasa kita sebut sebagai CEO, lalu dibantu oleh jajaran di bawahnya termasuk CMO, COO, CFO, dan CTO. Apa sih maksud dari istilah-istilah ini? yuk kita bahas satu demi satu.
1. Kepanjangan dan definisi CEO
Di jajaran direksi tetap dibutuhkan seorang leader. Leader ini bisa juga kita sebut sebagai Direktur Utama. Kerap kali direktur utama ini juga disebut sebagai CEO. Kepanjangan dari Singkatan CEO adalah Chief Executive Officer. Chief berarti kepala atau yang memimpin. Executive berarti jajaran direksi. Definisi dari CEO berarti seseorang yang dipercaya untuk memimpin jajaran direksi suatu perusahaan. CEO diangkat oleh dewan komisaris, dan umumnya mempunyai siklus jabatan. Bisa diangkat per 5 tahun atau per 10 tahun tergantung kebijakan perusahaan.
Seorang CEO tidak bisa memimpin perusahaan seorang diri. Seorang CEO harus dibantu oleh jajaran direksi di bawahnya, yang mungkin di antara kita ada yang lebih familiar dengan istilah Wakil Direktur. Wakil Direktur pun tidak hanya satu, ada banyak tergantung posisi yang dibutuhkan, ada yang disebut CMO, CFO, COO, bahkan CTO. Apa yang dimaksud dengan para Wakil direktur ini? Mari simak poin-poin berikutnya.
2. Kepanjangan dan definisi CMO
Wakil Direktur untuk menangani pemasaran suatu pemasaran disebut sebagai CMO, beberapa perusahaan juga sering menyebutnya sebagai Direktur Marketing. Apa kepanjangan dari CMO itu? Kepanjangan dari Singkatan CMO adalah Chief Marketing Officer. Tugas dari seorang CMO adalah seperti yang disebut di atas, membantu CEO memimpin divisi marketing dan menangani berbagai perihal tentang Marketing atau pemasaran di dalam perusahaan, serta membantu CEO dalam memimpin perusahaan dari sisi penjualan dan akuisisi customer. Seorang CMO dapat diangkat dan diberhentikan oleh CEO.
3. Kepanjangan dan definisi COO
Pernah dengar istilah COO? Wakil direktur yang satu ini biasanya berperan dalam memimpin divisi operasional internal perusahaan. Oleh karena itu Kepanjangan dari singkatan COO adalah Chief Operating Officer. COO ini perannya bisa bermacam-macam tergantung dari model bisnis suatu perusahaan yang dipimpinnya.
COO dalam bidang manufaktur bertanggung jawab atas lancarnya kegiatan produksi dan produktifitas karyawan-karyawannya. Sedang COO dalam perusahaan distribusi retail biasa menangani lancarnya ketersediaan barang dagangan dan kegiatan internal perusahaan di dalamnya. Peran COO dalam perusahaan sangat besar karena perannya memimpin operasional perusahaan sehingga perusahaan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Oleh karena itu biasanya COO juga sering disebut sebagai Direktur Operasional ataupun Direktur Produksi. COO dapat diangkat dan diberhentikan oleh CEO.
4. Kepanjangan dan definisi CFO
Wakil direktur yang satu ini berperan dalam masalah keuangan atau finance. Oleh karena itu kita sudah bisa menebak, bahwa Kepanjangan dari singkatan CFO adalah Chief Financial Officer. Peran CFO dalam suatu perusahaan sangat terkait dengan pengadaan pendanaan, pembelanjaan, pembentukan anggaran, dan pembuatan laporan keuangan dalam perusahaan.
Pengadaan pendanaan oleh CFO itu contohnya CFO bertanggung jawab atas terjadinya proses investasi oleh investor atau pinjaman dari pihak ketiga semacam Bank. CFO pun bertanggung jawab atas pembelanjaan dan pengadaan barang serta aset perusahaan, karena hal-hal semacam ini berkaitan erat dengan masalah finansial. Sehingga jelas sudah CFO adalah Wakil Direktur yang diangkat CEO untuk membantunya dalam memimpin Divisi Keuangan.
5. Kepanjangan dan definisi CTO
CTO merupakan peran yang bisa dikatakan baru muncul tahun-tahun belakangan ini karena berkembangnya teknologi internet dan aplikasi Cloud yang semakin maju. Kepanjangan dari singkatan CTO adalah Chief Technology Officer. Tugas Wakil Direktur yang satu ini bertanggung jawab penuh atas segala kegiatan teknologi dan informasi yang ada di dalam perusahaan.
Saat ini banyak kita lihat StartUp Business yang berkecimpung dalam bidang internet dan aplikasi. Karena model bisnisnya banyak terkait dengan teknologi, maka peran CTO dalam perusahaan tersebut menjadi sangat penting. Namun bukan berarti CTO hanya ada di perusahaan yang mempunyai produk internet dan aplikasi. Perusahaan retail dan distribusi pun bisa saja mempunyai CTO karena membutuhkan kepastian teknologi yang mendukung informasi antar cabang agar berjalan dengan baik dan tanpa masalah. CTO diangkat dan diberhentikan oleh CEO.

Sistem Karir Perusahaan


PENGERTIAN SISTEM KARIR
Sistem yang mengatur pergerakan/perpindahan karyawan dari suatu jabatan ke jabatan lain didalam organisasi suatu perusahaan.
TUJUAN DAN MANFAAT SISTEM KARIR
  • Menyiapkan karyawan untuk dapat dipromosikan.
  • Mempertahankan karyawan yang handal dan mengurangi tingkat turnover.
  • Menarik calon-calon karyawan yang potensial.
  • Memotivasi karyawan untuk tumbuh dan berkembang.
  • Mengurangi penumpukkan karyawan.
  • Memotivasi karyawan agar berprestasi pada tingkat yang optimal.
  • Menjaga kontinuitas proses suksesi karyawan yang mendukung perencanaan karyawan.
  • Membantu rencana tindakan yang positif.
JENIS JABATAN
A. Jabatan Manajerial :
Jabatan yang secara jelas menjalankan fungsi-fungsi manajemen (planning, organizing, actuating, controlling, decision making). Jabatan Manajerial adalah jabatan yang memiliki bawahan.
Contoh :
  • Kepala Divisi, membawahi para Manager
  • Manager, membawahi para Staf dan Non Staf / Pelaksana
B. Jabatan Staf :
Jabatan yang tidak menjalankan fungsi-fungsi manajemen namun menuntut ketrampilan/skill tertentu baik yang bersifat teknis maupun administratif.
Contoh :
Staf Simpan Pinjam, Staf Akunting, Staf Pemasaran, Kasir,
3. Jabatan Non Staf / Pelaksana :
Jabatan yang tidak menuntut ketrampilan khusus dan telah memiliki prosedur kerja yang jelas dan baku.
Contoh :
Pramuniaga, Supir, Kurir, Petugas Keamanan, Pesuruh.
4. Jabatan Fungsional :
Jabatan yang menuntut ketrampilan/keahlian (expertise) khusus, namun tidak memiliki bawahan.
Contoh :
Programmer, Sekretaris.
GRADE JABATAN
Pengertian Grade Jabatan
  • Grade Jabatan adalah tingkatan / level penggolongan jabatan yang disusun berdasarkan berat ringannya tugas dan tanggung jawab jabatan-jabatan didalam organisasi di suatu perusahaan.
  • Masing-masing Grade Jabatan terdiri dari jabatan-jabatan yang memiliki berat ringan tugas dan tanggung jawab jabatan yang relatif sama.
  • Grade Jabatan di organisasi ini terdiri dari 10 Grade yang disusun dari Grade 1 (terendah) untuk jabatan Non Staff sampai dengan Grade 10 (tertinggi) untuk jabatan Director.
  • Masing-masing Grade Jabatan memiliki persyaratan pendidikan dan pengalaman kerja tertentu bagi karyawan yang berhak menduduki jabatan-jabatan Grade tersebut.
  • Grade Jabatan merupakan dasar dari promosi, transfer/ mutasi, demosi, penggolongan gaji serta pemberian fasilitas-fasilitas kepada karyawan.
Persyaratan Grade Jabatan
  • Grade 1 (Non Staff) : Jabatan-jabatan pada grade ini menuntut persyaratan minimal : pendidikan SLTA + pengalaman 0 tahun; atau SD/SLTP + pengalaman 2 tahun.
  • Grade 2 (Senior Non Staff) : Jabatan-jabatan pada grade ini menuntut persyaratan minimal : pendidikan SLTA + pengalaman 2 tahun; atau SD/SLTP + pengalaman 4 tahun.
  • Grade 3 (Staff) : Jabatan-jabatan pada grade ini menuntut persyaratan minimal : pendidikan S1Plus + pengalaman 0 tahun; atau D3 Plus + pengalaman 2 tahun; atau SLTA Plus + pengalaman 4 tahun.
  • Grade 4 (Senior Staff) : Jabatan-jabatan pada grade ini menuntut persyaratan minimal : pendidikan S2 Plus + pengalaman 0 tahun; atau S1 Plus + pengalaman 3 tahun; atau D3 Plus + pengalaman 4 tahun; atau SLTA Plus + pengalaman 6 tahun.
  • Grade 5 (Junior Manager) : Jabatan-jabatan pada grade ini menuntut persyaratan minimal : pendidikan S2 Plus + pengalaman 2 tahun; atau S1 Plus + pengalaman 5 tahun; atau D3 Plus + pengalaman 6 tahun; atau SLTA Plus + pengalaman 8 tahun.
  • Grade 6 (Manager) : Jabatan-jabatan pada grade ini menuntut persyaratan minimal : pendidikan S2 + pengalaman 4 tahun; atau S1 + pengalaman 7 tahun; atau D3 + pengalaman 8 tahun.
  • Grade 7 (Senior Manager) : Jabatan-jabatan pada grade ini menuntut persyaratan minimal : pendidikan S2 + pengalaman 6 tahun; atau S1 + pengalaman  9 tahun; atau D3 + pengalaman 10 tahun.
  • Grade 8 (General Manager) : Jabatan-jabatan pada grade ini menuntut persyaratan minimal : pendidikan S2 + pengalaman 8 tahun; atau S1+ pengalaman  12 tahun.
  • Grade 9 (General Manager) : Jabatan-jabatan pada grade ini menuntut persyaratan minimal : pendidikan S2 + pengalaman 10 tahun; atau S1 + pengalaman  14 tahun.
  • Grade 10 (Director) : Jabatan-jabatan pada grade ini menuntut persyaratan minimal : pendidikan S2 + pengalaman 12 tahun; atau S1 + pengalaman 14 tahun.
PROMOSI, TRANSFER DAN DEMOSI
Karir organisasional karyawan di suatu perusahaan dapat dilakukan melalui tindakan Promosi, Transfer dan Demosi jabatan, yaitu :

Promosi Jabatan :Perpindahan karyawan dari suatu jabatan ke jabatan lain pada grade jabatan yang lebih tinggi.
Transfer Jabatan :Perpindahan karyawan dari suatu jabatan ke jabatan lain pada grade jabatan yang sama.
Demosi Jabatan :Perpindahan karyawan dari suatu jabatan ke jabatan lain pada grade jabatan yang lebih rendah.
PERSYARATAN PROMOSI, TRANSFER DAN DEMOSI
Promosi Jabatan :
  • Prestasi 3 tahun terakhir minimal “Baik”.
  • Memenuhi persyaratan pendidikan, pengalaman, pelatihan dan persyaratan lain dari jabatan promosi.
  • Lulus psikotes dan tes pengetahuan jabatan promosi.
  • Memenuhi persyaratan-persyaratan lain yang ditentukan untuk menduduki jabatan promosi.
Transfer Jabatan
  • Prestasi 3 tahun terakhir minimal “Cukup”.
  • Memenuhi persyaratan pendidikan, pengalaman, XX
  • pelatihan & persyaratan lain dari jabatan transfer.
  • Lulus psikotes & tes pengetahuan jabatan transfer.
  • Memenuhi persyaratan-persyaratan lain yang yang ditetapkan untuk menduduki jabatan transfer.
Demosi Jabatan :
  • Prestasi 3 tahun terakhir “Kurang/Kurang Sekali”.
  • Memenuhi persyaratan pendidikan, pengalaman, pelatihan dan persyaratan lain dari jabatan demosi.
  • Memenuhi persyaratan-persyaratan lain yang ditetapkan untuk menduduki jabatan demosi.

Sumber: Materi Pelatihan Sistem Karir oleh Adil Kurnia

Mengenal FMCG


Data Kantar Worldpanel Indonesia menunjukkan bahwa dari tahun 2012 ke 2013 telah terjadi peningkatan penjualan produk-produk FMCG sebesar 14% di seluruh Indonesia, baik di kawasan perkotaan (urban) maupun pedesaan (rural). Dalam sudut pandang yang lebih mikro, tren konsumen di Indonesia juga menunjukkan kecenderungan yang sangat menggiurkan bagi pelaku industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG). 

Apa itu  Fast Moving Consumer Goods? Fast Moving Consumer Goods (FMCG) adalah produk yang memiliki perputaran omset dengan cepat, dan biaya yang relatif rendah. Produk FMCG memiliki masa simpan yang relatif singkat karena sifatnya yang cepat rusak. 
Kategori produk FMCG umumnya mencakup berbagai macam produk konsumen yang sering dibeli termasuk peralatan mandi, sabun, kosmetik, pasta gigi, pisau cukur dan deterjen, serta non-durable seperti gelas, lampu, baterai, produk berbahan kertas dan barang-barang plastik. 
FMCG juga termasuk obat-obatan, barang elektronik, produk makanan & minuman kemasan, meskipun ini sering dikategorikan secara terpisah.

Perusahaan-perusahaan FMCG yang dikenal luas konsumen Indonesia: Nestle, Unilever dan Procter & Gamble. Di Indonesia, kita mengenal Kaldu Sari Nabati, Garuda Food, Orang Tua, Mayora, dan lainnya. Contoh merek FMCG adalah Coca-Cola, Pepsi. 
Konsumen umumnya tidak berpikir lama dalam menentukan pilihan pembelian dibandingkan dengan yang mereka lakukan untuk produk lain. Maka dari itu, jenis produk ini sangat sering dibeli oleh konsumen. Peluang Pasar FMCG di Indonesia Konsumen Indonesia adalah konsumen ‘tersibuk’ jika dibandingkan dengan konsumen di negara lain. 
Selama setahun, konsumen Indonesia berbelanja lebih dari 400 kali atau sekitar 31 kali dalam sebulan atau hampir setiap hari. Ini menunjukkan betapa menggiurkannya kondisi pasar FMCG di Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan perusahaan riset Kantar Worldpanel terhadap 7 ribu rumah tangga untuk 70 kategori produk FMCG (produk makanan ataupun non-makanan) setiap minggu di Indonesia, tentang tren perilaku konsumen Indonesia, ternyata ada empat tipe loyalitas pelanggan di Indonesia, yakni 100% Loyals, Shifting Loyals (loyalitas di antara dua pilihan merek), Split Loyals, dan Switcher (yang suka gonta-ganti merek). 
Dengan menggunakan metriks Consumer Reach Point (CRP) untuk mengukur seberapa banyak rumah tangga diseluruh dunia membeli sebuah merek (penetrasi) dan seberapa sering (rata-rata berapa kali konsumen membeli suatu produk). Metode yang  terbilang unik karena memadukan penetrasi dan frekuensi tersebut untuk membantu perusahaan FMCG memperoleh pemahaman yang jelas mengenai jangkauan merek mereka secara global. 
Caranya, dengan melihat berapa kali merek mereka berhasil masuk ke dalam keranjang belanja konsumen, serta memberikan panduan penting wilayah mana yang memberikan kesempatan paling besar. Fabrice Carrasco, Managing Director Indonesia-Vietnam-Philippines Kantar WorldPanel (KWP), sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki perilaku konsumtif dan menyukai barang-barang baru. Bahkan rela untuk menghabiskan sebagian pendapatan mereka untuk membeli produk baru yang sedang tren. 
Di tengah ramainya perusahaan-perusahaan FMCG menawarkan produk dengan ukuran kecil (sachet), produk kemasan besar menawarkan potensi yang besar dalam meningkatkan tingkat konsumsi konsumen Indonesia. Produk dalam kemasan sachet memang belum bisa digantikan peranannya, khususnya dalam menarik konsumen baru agar mencoba suatu brand. 
Potensi pasar industri FMCG di Indonesia, berdasar prediksi Euromonitor (sebuah perusahaan riset pasar global) disebutkan bakal memiliki 80 juta konsumen atau 40% dari total konsumen di ASEAN pada 15 tahun ke depan. 
Jika berbagai masalah krusial seperti inflasi, stabilitas politik, infrastruktur, korupsi, dan birokrasi yang berbelit-belit bisa diselesaikan, bisa dipastikan Indonesia akan menjadi sebuah negara yang wajib ‘dikuasai’ oleh para pelaku industri manapun di dunia.

Contoh Proposal UKM

Gambaran Umum

Memulai Usaha Rumahan
Ini adalah jenis usaha ini bisa menjadi alternatif, selain modalnya kecil juga jenis jajanannya murah, mudah di jangkau dan di gemari anak-anak, remaja bahkan orang tua

Biasanya menu dagangan yang disajikan :

-          Indomie
-          Kopi
-          Teh Es / Panas
-          Sosis Bakar
-          Bakso Bakar
-          Pop Ice
-          Minuman Anak
-          Jajanan Anak

Tentunya menu utamanya adalah Indomie, Bakso Bakar dan Sosis Bakar dan Pop Ice
Warung seperti ini diharapkan cukup laris cocok  untuk masyarakat umum karana lokasi kami dekat perumahan, pasar , Asrama/kost mahasiswa.
  
Bila kami ingin memulai bisnis ini berikut yang perlu perhatikan beberapa hal agar usaha kuliner warung ini laris ramai pengunjung, yaitu antara lain:


Lokasi 
Menentukan lokasi merupakan awal dari keberhasilan bisnis kuliner ini. Lokasi yang strategis seperti dekat perkantoran, asrama, Kampus dll. Tempat -tempat tersebut mungkin juga bisa mengeluarkan dana ekstra yaitu untuk sewa tempat. Bila anda mempunyai tempat yang strategis depan rumah anda, ini bisa menghemat anggaran biaya sewa. Jadi anda hanya fokus kepada perlatan sepeti kursi, meja, perabotan dapur dll.
Kami memulai usaha ini di depan teras rumah.


Menyiapkan Dana Modal

Menyiapkan Modal Modal yang dibutuhkan untuk memulai usaha kecil ini tidak mencapai 7 juta rupiah. Berikut adalah perkiraan sederhana modal yang dibutuhkan untuk membuka warung seperti ini (tidak termasuk sewa tempat dan spanduk): 

Modal Awal
Jumlah
Biaya
Etalese
1
Rp.1.200.000,-
Aneka Jajanan Anak (snak,permen, coklat)
set
Rp.2.200.000,-
Meja Kayu 2 pcs
2
Rp.300.000,-
Kompor Gas
1
Rp.325.000,-
Tabung Gas
1
Rp.150.000,-
Kursi Plastik 4 pcs
4
Rp.180.000,-
Bahan Baku (cup, tusuk sate, wadah plastik, sumpit )
Pack
Rp.400.000,-
Blender
1
Rp.375.000,-
Dispenser
1
Rp.250.000,-
Galon Air
1
Rp.50.000,-
Termos Es
1
Rp.120.000,-
Panggangan
1
Rp.230.000,-
Mangkok, Gelas 12 pcs
12
Rp.150.000,-
Spanduk 4 Meter
2
Rp.200.000,-
Listrik 1 Bulan
1
Rp.150.000,-



Total Modal Awal

Rp.6.280.000,- 


• Modal yang di butuhkan adalah : Rp.6.280.000,-

Menyiapkan Peralatan 
Selain menyiapkan Lapak usaha atau tempat dan spanduk, anda juga perlu menyiapkan peralatan dapur seperti :
-          Etalase
-          Meja
-          Kursi
-          Alat masak
-          Dispenser
-          Blender
-          Termos Es
-          Air Bersih




Promosi 
Promosi juga tidak kalah pentingnya, untuk awal pendirian mungkin tidak akan rame. Karena orang belum mengenal usaha anda, rasanya dan kenyamanan tempat. Maka perlu sekali yang namanya promosi, anda ias melakukan promosi dengan memasang spanduk yang mencolok dan menarik. 


Perincian Modal Usaha

Modal Awal
Jumlah
Biaya
Etalese
1
Rp.1.200.000,-
Aneka Jajanan Anak (snak,permen, coklat)
set
Rp.2.200.000,-
Meja Kayu 2 pcs
2
Rp.300.000,-
Kompor Gas
1
Rp.325.000,-
Tabung Gas
1
Rp.150.000,-
Kursi Plastik 4 pcs
4
Rp.180.000,-
Bahan Baku (cup, tusuk sate, wadah plastik, sumpit )
Pack
Rp.400.000,-
Blender
1
Rp.375.000,-
Dispenser
1
Rp.250.000,-
Galon Air
1
Rp.50.000,-
Termos Es
1
Rp.120.000,-
Panggangan
1
Rp.230.000,-
Mangkok, Gelas 12 pcs
12
Rp.150.000,-
Spanduk 4 Meter
2
Rp.200.000,-
Listrik 1 Bulan
1
Rp.150.000,-



Total Modal Awal

Rp.6.280.000,- 

Perincian  Modal Belanja Harian
Belanja Bahan Baku 1 Hari
Jumlah
Biaya
Indomie
8
Rp.20.000,- 
Telur
8
 Rp.12.000,-
Sosis Besar @pack Rasa Original isi 6 pcs
6
Rp.36.000,-
Sosis Besar @pack Rasa Lada Hitam isi 6 pcs
6
Rp.38.000,-
Sosis Kecil @pack Rasa Sapi isi 21 pcs
21
Rp.12.000,-
Sosis Kecil @pack Rasa Ayam isi 21 pcs
21
Rp.12.000,-
Baso Sedang @pack isi 20
20
Rp.12.000,-
Pop Ice @Renceng isi 10 pcs
10
Rp.3.000,-
The Sisri @renceng isi 10
10
Rp.3.000,-
Jas Jus @renceng isi 10
10
Rp.3.000,-
Es Batu 5 pcs
5
Rp.5.000,-



Total Modal 1 Hari

Rp.156.000,- 


                                                               



Asumsi Hasil Usaha
Asumsi Barang terjual
Jumlah
Nilai Jual
Total
Indomie Telur
7
 Rp.8.000,-
Rp.56.000,-
Sosis Besar @pack Rasa Original isi 6 pcs
5
 Rp.10.000,-
Rp.30.000,-
Sosis Besar @pack Rasa Lada Hitam isi 6 pcs
5
Rp.10.000,-
Rp.30.000,-
Sosis Kecil @pack Rasa Sapi isi 21 pcs
15
Rp.1.000,-
Rp.10.000,-
Sosis Kecil @pack Rasa Ayam isi 21 pcs
15
 Rp.1.000,-
Rp.10.000,-
Baso Sedang @pack isi 20 (per saji 3pcs)
7
Rp.3.000,-
Rp.21.000,-
Pop Ice @Renceng isi 10 pcs
5
Rp.3.000,-
Rp.15.000,-
The Sisri @renceng isi 10
8
 Rp.1.000,-
Rp.8.000,-
Jas Jus @renceng isi 10
7
Rp.1.000,-
Rp.7.000,-
Lain (jajanan anak)
10
Rp.1.000,-
Rp.10.000,-
 Asumsi Omset Harian


Rp.276.000,-  
Total Omset 1 Hari

Rp.276.000,- 
Total Modal 1 Hari


Rp.156.000,- 
Keuntungan Dalam 1 Hari


Rp.120.000,- 
Total Modal Awal


Rp.6.280.000,- 

 



 Break Event Point (BEP)

Proyeksi keuangan “Usaha Warung ini” akan didasarkan pada asumsi bahwa rata-rata
Modal Awal                                      Rp.6.280.000,-
Modal Belanja 1 Hari                      Rp.156.000,-
Omset 1 Hari                                   Rp.267.000,-
Keuntungan Dalam 1 Hari                         Rp.120.000,-

Sehingga BEP dapat dihitung dengan cara:
Dimana, BEP            =          Titik produksi pada titik impas

Modal Awal + Mpdal Belanja 1 Hari
Keuntungan Dalam 1 Hari
             
Maka perhitungannya:

Dari perhitungan BEP dalam waktu 52 Hari Kerja

Proyeksi Masa Depan

Usaha warung kecil seperti ini sangat ramah modal dan bersiko sangat kecil,
 membantu beban pemerintah denganMenurangi pengangguran, memperkuat usaha mikro yang terbukti kuat di terjang krisis ekonomi global
Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan biaya modal dan resiko bisnis yang kecil, Usaha Warung Rumahan ini layak untuk di bantu permodalannya. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
-          Perlunya pelayan kios yang pandai memasak agar menu yang disajikan dapat diterima masyarakat, terutama yang berkaitan dengan rasa dan kebersihan.
-          Peninjauan lokasi baru yang strategis untuk digunakan sebagai kios baru.
-          Penanganan biaya oprasional sekecil mungkin.
-          Peningkatan variasi menu makanan di kemudian hari