Jumat, 29 Januari 2016

Sejarah PT Greenfields Indonesia


Di awal 1990-an, negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, mengalami perkembangan ekonomi yang sangat pesat. Seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat, kebutuhan akan gaya hidup sehat dan bahan makanan berkualitas tinggi juga meningkat. Sayangnya kebutuhan untuk hal tersebut kebanyakan dipenuhi dengan produk-produk impor dan produk lokal yang menggunakan susu bubuk impor.

Di sisi lain, kami melihat adanya berbagai kendala lain berupa tidak adanya perusahaan peternakan penghasil susu berskala besar, tidak adanya angkatan kerja yang cukup untuk menunjang, dan tidak adanya tanah subur, sumber air serta sumber bahan dasar lainnya. Inilah tantangan yang harus dihadapi oleh sebuah perusahaan susu murni yang bermaksud melayani pasaran domestik Indonesia dan kawasan di sekitarnya. Peluang dan berbagai tantangan ini menjadi awal dari terbentuknya PT Greenfields Indonesia. 

Pada tanggal 14 Maret 1997, PT Greenfields Indonesia dilahirkan oleh sekelompok usahawan Australia dan Indonesia yang memiliki latar belakang, keahlian dan pengalaman kuat di bidang agrobisnis. Perusahaan dimulai dengan mengembangkan tanah peternakan di Desa Babadan, Gunung Kawi, Jawa Timur, suatu tempat dengan lingkungan yang sangat ideal untuk sapi-sapi perah khusus yang didatangkan dari Australia.

Di bulan April 1999 dimulailah konstruksi fasilitas pengolahan susu yang kemudian mulai beroperasi pada bulan Juni 2000. Susu yang dihasilkan oleh peternakan ini merupakan susu dengan mutu sangat tinggi serta memenuhi syarat terketat dunia dalam mikrobiologi.

PT Greenfields Indonesia memproduksi susu pasteurisasi dan susu UHT dalam beberapa jenis, rasa, dan ukuran kemasan yang berbeda.

Saat ini, peternakan Greenfields memiliki lebih dari 4.000 ekor sapi Holstein yang menghasilkan sekitar 20 juta liter susu murni setiap tahunnya.

Di samping melayani pasar domestik, lebih dari 50% hasil produksi PT Greenfields Indonesia dipasarkan di Singapura, Malaysia, Hong Kong, Phillipina dan negara-negara lain di kawasan ini.

Istilah-istilah pada Outlet Reatil Modern

Sebagai seorang tenaga penjual saya sering menjumpai istilah-istilah yang belum pernah saya dengar dan saya jumpai. Berawal dari mencatat satu demi satu istilah yang saya jumpai pada outlet retail modern, lama kelamaan menjadi banyak, dan tak ada salahnya saya bagikan kepada siapa saja yang membutuhkan melalui blog saya ini, semoga bermanfaat.

Istilah-istilah pada Outlet Reatil Modern  :
    1.        AC = Avarage Cost : Pencatatan yang berdasarkan rata-rata
    2.        Accessibility : Suatu keadaan dimana perusahaan dapat secara efektif memusatkan usaha pemasarannya pada segmen yang telah dipilih
    3.        Affective : Merubah sikap konsumen
    4.        Appeals : Daya tarik
    5.        Architectural Display: Memperlihatkan barang-barang dalam penggunaannya, misalnya di ruang tamu, di kamar tidur, di dapur dengan perlengkaapannya
    6.        Artifact : Bentuk komunikasi melalui cara manipulasi objek kontak dengan seseorang, misalnya penggunaan parfum, pakaian, lipstik dan lain-lain.
    7.        Attention dan Interest Costumer : untuk menarik perhatian para pembeli dilakukan dengan cara menggunakan warna-warna, lampu-lampu, dan lain-lain
    8.        B2B : Hubungan internet poin to point atau antar muka
    9.        Banded : barang dijual dengan cara diikatkan, seperti sisir, cermin, dan minyak wangi diikatkan menjadi satu
 10.        Bar Code : Universal code
 11.        Bay: alat pemajangan atau pen-display-an barang dagangan dari atas ke bawah
 12.        Behavioral: Mendorong konsumen untuk bertindak
 13.        Beli Putus: Proses jual beli yang dilakukan secara langsung tanpa proses konsinyasi
 14.        BG = Bilyet Giro : alat pembayaran berupa kertas giro suatu bank yang pencairannya hanya dapat dilakukan lewat clearing bank
 15.        Bins: alat pemajangan buah, buahannya ada yang miring ada pula yang lurus
 16.        Body Language : Bahasa tubuh
 17.        Brand Blocking : penempatan barang dengan ketentuan merek barang harus terlihat dibagian muka
 18.        BTB = Bukti Terima Barang
 19.        Buffer Stock : Usulaly
 20.        Call : Kunjungan
 21.        Call Issuer : Panggil pengola jasa
 22.        Cash and Carry: harga barang dibayar terlebih dahulu sebelum barang dibawa atau uang di terima penjual, baru barang dikirim kepada pembeli
 23.        Cash Flow : Perputaran Uang
 24.        Cash: pembayaran harga barang secara tunai bersama dengan surat pesanan,baik dengan cek maupun uang
 25.        Casual : kategori sepatu santai dengan tali, gesper, baju, celana, atau pun jenis mocanis
 26.        CBN : Nama perusahan penyedia layanan internet
 27.        Cek : alat pembayaran berupa kertas giro suatu bank yang pencairannya dapat dilakukan secara tunai
 28.        Chelving : yaitu alat pemajangan yan merupakan bagian dari gondola yang biasa disebut rak.
 29.        Chief Operation: kepala bagian operasional yang membawahi beberapa supervisor, seperti supervisior supermarket dan fasion
 30.        Chiller: tempat pemajangan untuk buah atau daging olahan, alat ini menempel di dinding
 31.        Clearance Sale : Program penjualan untuk mempercepat penjualan produk-produk tertentu.
 32.        Clients : Pelanggan
 33.        Closed Display: barang dipajangkan dalam suasana tertutup
 34.        CN = Credit Nota
 35.        COC = Check on Counter: pemajangan produk yang menempel di depan kassa
 36.        COD = Cash on Delivery: pembayaran dilakukan pada waktu barang diserahkan kepada pembeli
 37.        Cognitive : Menempatkan sesuatu dalam benak konsumen
 38.        Consolidator : Bagian pengumpulan dan pengolongan pesanan
 39.        Cool Room: ruangan dingin untuk penyimpanan produk fresh, cool room terbagi menjadi dua bagian, satu untuk menyimpan makanan da sebagainya, dan bagian keduanya untuk menyimpan daging
 40.        Counter : Areal penjualan di dalam supermarket
 41.        Cross Merchandising : Diplay 2 kategori yang berkaitan di dalam satu gondola. Contoh : gondola mens grooming terdiri dari pencukur jenggot, minyak rambutm dan semir sepatu.
 42.        Customer : Pembeli
 43.        Dancing : Pendisplayan barang pada ujung/sudut gondola dan disusun secara vertikal.
 44.        DC : Distrik Central
 45.        Dead Stock : barang yang tidak laku sama sekali
 46.        Dealer Display : penataan yang dilaksanakan dengan cara wholesaler yang terdiri atas simbol-simbol dan petunjuk-petunjuk tentsng penggunaan produk
 47.        Declined : Ditolak
 48.        Delivery : Pengirimanproduk dari supplier ke toko
 49.        Demo : Peragaan pemakaian produk ke konsumen di dalam supermarket / toko / tempat umum
 50.        Departemen Buyer: divisi yang diberi wewenag untuk menangani pembelian barang berikut surat-suratnya
 51.        Departemen Fresh : bagian yang menangani produk-produk yang segar seperti sayuran, buah dan daging
 52.        Desire dan Action Costumer: untuk menimbulkan keinginan memiliki barang-barang yang dipamerjkan di toko tersebut
 53.        Devisi Food : bagian yang menangani produk-produk makanan
 54.        Devisi Non Food : bagian yang menangani produk-produk bukan makanan
 55.        Display : Pemajangan produk-produk di dalam supermarket
 56.        Distinctiveness : Pembeli ingin nampak berbeda dari pembeli lainnya
 57.        Distributing Fee : Beaya distribusi dari prinsipel ke outlet
 58.        Distributor : Pengedar
 59.        DN : Debet Nota
 60.        Do Not Honour : Tidak berlaku
 61.        DoA : Diferent Off Advis
 62.        DP : Down Payment
 63.        E-card : Kartu elektonik
 64.        ED = Expire Date : waktu kadaluwarsa
 65.        EDP = Entry Data Processing : pengelola keseluruhan data di cabang
 66.        e-mail : Surat elektronik
 67.        End Gondola: gondola yang paling ujung dan untuk disewakan
 68.        Environment Factor : Penyampaian komunikasi dengan cara dekorasi ruang, lampu dan lain-lain.
 69.        Etimologis : Bahasa
 70.        Exterior Display : penataan yang dilaksanakan dengan memajangkan barang-barang diluar toko,misalnya pada waktu mengadakan obraal dan pasar malam
 71.        Eye Catching : tehnik memanjang bedasarkan luas area pandang seseorang. Pemajangan berdasarkan tatap muka dimana produk tersebut yang pertama kali dilihat
 72.        Eye Level : Display di dalam gondola yang letak produknya segaris dengan mata konsumen sehingga dapat dilihat dengan jelas
 73.        Face : pemajangan produk tatap muka harus menghadap ke depan, jangan terbalik, miring, dsb
 74.        Facing / Tir : Jumlah muka yang ditampilkan suatu produk di dalam gondola 
 75.        Faktur : Surat atau dokumen penjualan
 76.        Fast Moving : produk yang penjualannya cepat laku
 77.        Feedback : Umpan balik
 78.        FIFO  = First In First Out : Barang Yang Pertama Masuk, Barang yang Pertama Keluar
 79.        Floor Display : pemajangan produk di atas lantai
 80.        Floor Vision : Iklan yang berada di lantai 
 81.        Frozen : alat yang digunakan  oleh produk-produk beku bisa dikenal Frozen island yang berupa box besar memanjang. Produk yang disimpan dalam alat ini tahan dalam jangka waktu lama
 82.        Frozen Island, sarana pajang untuk produk-produk beku, seperti ice cream, chicken nugged, sayuran, dsb
 83.        General Ledger : Buku perkiraan
 84.        Gesture : Gerak
 85.        Glosarium : Daftar isilah
 86.        GMS = General Merchandising : barang pecah belah.tidak menempel di dinding
 87.        Gondola: yaitu peralatan display yang terdiri atas shelving atau rak panjang secara utuh
 88.        GR = Goods Recieving : Penerimaan barang
 89.        Hambalan: yaitu kayu yang diletakan dibawah sebagai dasar untuk peralatan display
 90.        Hampers : katalog bulanan
 91.        Hanger : Alat promosi produk yang digantung di sela-sela rak produk
 92.        Hibah : Perjanjian pinjaman tanpa pengembalian
 93.        HO = Head Office : kantor pusat
 94.        Hot Links : Koneksi ke penyedia lain
 95.        Hutang : Kewajiban yang harus dibayar oleh pelanggan atas penyerahan barang atau jasa
 96.        Immediacy : Kesiapan
 97.        Impulse Buying: dorongan seketika
 98.        In Store Promo : Program promosi yang diselenggarakan oleh outlet untuk meningkatkan penjualan pada periode tertentu
 99.        Insufficient Fund : Dana tidak mencukupi
100.        Interdependency : Kesalingtergantungan
101.        Interim Stetament : Penyusunan Laporan Sementara
102.        Interior Display: memajangkan barang-barang, gambar-gambar,kartu-kartu harga,dan poster didalam took
103.        Interpretation : Bentuk respon berupa pemberian penjelasan atau pemahaman terhadap berbagai informasi yang disampaikan komunikan
104.        Invalid Card : Kartu palsu
105.        Invoice: Tagihan
106.        Kartu Gudang : Kartu Persediaan
107.        Kategori / Segmentasi : Pengelompokkan produk-produk ke dalam suatu jenis produk.
108.        Kinesic Behavior : Jenis komunikasi yang diungkapkan melalui gerakan tubuh
109.        Konsinyasi : Titip Jual
110.        Kontradiktif : Hal –hal yang berlawanan
111.        LAN = Local Acces Network : Jaringan Internet lokal
112.        Letter of Agreement : Surat Perjanjian
113.        LIFO = Last In First Out : Barang Yang Masuk Terakhir, Barang Yang Lebih Dahulu Keluar
114.        Listing Fee : Biaya untuk mendaftarkan produk ke dalam supermarket
115.        Login : Daftar masuk
116.        Lost Card : Kartu hilang
117.        Lucky Draw : Program promosi yang diselenggarakan oleh outlet untuk meningkatkan penjualan pada periode tertentu dengan rangsangan hadiah/bonus.
118.        Mailer : Sarana promosi berupa leaflet
119.        Measurability : ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu pembeli harus dapat diukur atau dapat didekati
120.        Member’s Room : Ruang anggota
121.        Mesin Wrappring: mesin untuk peralatan departemen fresh agar produk tetap segar
122.        MIS = Management Information System: petugas pengolahan data, diantaranya menyediakan (software), pengadaan hardware, dan mengelola data di pusat
123.        Moccasin: jenis sepatu slip on tanpa tali dan umumnya dijahit tangan
124.        MOU = Memorendum Of Understanding: Memo Kesepahaman
125.        Movie : Film
126.        MTM : Modern Trade Market
127.        NA : Non Aktif
128.        Negoisiator : Orang Yang Melakukan Perundingan
129.        Nervous : Grogi
130.        Non Verbal : Bahasa tubuh dan isyarat yang banyak dimengerti oleh suku bangsa
131.        Notaris : Pejabat pembuat akta
132.        NP : Nota Pesanan
133.        Online Support : Pendukung saja
134.        OOS = Out Of Stock : Kekosongan produk di dalam rak toko.
135.        Open Display : barang-barang dipajangkan pada suatu tempat terbuka sehingga dapat dipegang, dilihat dan diteliti oleh calon pembeli tanpa bantuan petugas pelayanan
136.        Out of Stock : persediaan barang kurang dari ketentuan
137.        Outlet : retailer (supermarket)
138.        Over Stok: persediaan barang banyak bahkan melebihi ketentuan
139.        Packaging : Pembungkusan
140.        Pallet Display: pemajangan pada papan palet yang diletakkan di atas lantai
141.        Para languages : Seseorang mengucapkan sesuatu bukan yang sebenarnya.
142.        Parafrase : Bentuk respon berupa pengembalian isi pesan
143.        Paskabayar : Tagihan pembayaran setelah pemakaian
144.        Pasword : Kata sandi pembuka
145.        Perfectual System : Sistem Pencatatan Terus Menerus
146.        Periodic System : Sistem Pencatatan Secara Periodik
147.        Personal guarantee : Jaminan pribadi
148.        Personal Selling: menjual barang oleh karyawan
149.        Pick up Card : Kartu dalam proses
150.        Piramid : hambalan yang terdiri dari dua tingkat untuk pemajangan floor display
151.        Piutang :
152.        Planogram : Rencana penyusunan produk yang tergabung di dalam suatu kategori di dalam supermarket
153.        Plastic Wrapping: plastic pembungkus produk fresh agar sehat dan aman
154.        PLU = Price Look up Unit : nomor identitas bagi barang yang berfungsi untuk pencatatan komputerisasi.
155.        PO = Purchase Order : pesanan pebelian
156.        POP = Point Of Payment : Daftar harga untuk program promosi di dalam toko.
157.        POP = Point Of Purchase : adalah strategi marketing berupa slogan atau informasi harga termasuk harga coret dan promo yang sedang berlangsung
158.        POS = Point Of Sales : Material yang digunakan untuk membantu penjualan yang terdiri dari leaflet, brosur, dll.
159.        Prabayar : Pembayaran pemakaian dimuka
160.        Pride of personal appearance : Pembeli ingin merasa bangga, karena penampilan pribadinya
161.        Probe : Pemeriksaan atau penyidikan
162.        Product & Service : Pelayanan dan hasil
163.        Product Knowledge: pengetahuan tentang produk
164.        Profitabilitas : Keuntungan jangka panjang
165.        Proxemics : Komunikasi yang berkaitan dengan penggunaan ruang personaldan sosial.
166.        Rafraksi : Beaya promosi yang dibebankan kepada supplier oleh outlet retail sesuai kesepakatan kedua belah pihak, seperti antara lain : potongan harga, beli 2 gratis 1, dan lain-lain.
167.        Ready Stock : barang yang siap dikirim
168.        Rebate : Discount yang diberikan kepada retailers oleh suppliers
169.        Receiving Room : Bagian pengecekan barang dan dokumen
170.        Reliabilitas : Kesinambungan
171.        Respon : Tanggapan
172.        Retailers : Pihak yang menjual produk-produk ke konsumen, contoh : supermarket, minimarket, dan lain-lain
173.        Reture : Pengembalian barang
174.        Returns and Allowances : Pengambilan dan pengurangan harga
175.        Self disclosure : Penyingkapan diri
176.        Selling In : Penjualan dari suppliers ke retailers 
177.        Selling Out / Off Take : Penjualan produk dari retailers ke konsumen
178.        Shelfing : Rak yang terdapat di gondola
179.        Shelving : alat pemajang bagian dari gondola yang biasa disebut rak
180.        Showcase chiller, tempat pemajangan buah, daging, sayur, dairy dsb.
181.        Showcase, yaitu alat pajang berupa etalase untuk penjualan daging segar, sosis, dairy,dsb. Showcase digunakan untuk produk yang expire date –nya pendek
182.        Shrinkage: kehilangan
183.        Sign up to day : Tentang kami
184.        Single Hook: berupa gantungan biasanya untuk pemajangan produk seperti sikat gigi, sosis, dan sebagainya
185.        Single hooks, berupa gantungan biasanya untuk pemajangan produk seperti sikat gigi, snack, sosis , dsb
186.        Site Map : Peta situs ( halaman di internet )
187.        SKU = Stock Keeping Unit / Item :  Satuan dari jumlah produk
188.        SKU, keterangan yang menunjukan nama produk, harga, nomor, PLU produk
189.        Slow Moving: produk yang laku terjual tetapi penjualannya lambat
190.        Social achivment : Pembeli ingin merasa pencapaian status sosial yang lebih baik
191.        SOP : Standar Operating Procedure
192.        SP : Surat Pesanan
193.        SPG = Sales Promotion Girl: pramuniaga yang diberikan kewenangan oleh perusahaan untuk menawarkan dan menjual produk
194.        Stock : persediaan barang yang siap dipakai, baik yang sudah jadi maupun yang setengah jadi
195.        Stock Holder: orang yang memiliki saham di perusahaan
196.        Stolen Card : Kartu dicuri
197.        Store Design dan Decoration: tanda-tanda yang berupa diantaranya simbol-simbol, lambang-lambang, poster-poster, gambar-gambar, bendera-bendera, dan semboyan-semboyan
198.        Subsidiary Ledger : Buku Pembantu
199.        Subtantiability: segmen harus cukup besar atau cukup menguntungkan untuk dapat dipertimbangkan program-program pemasaran
200.        Suppliers : Pemasok barang/pihak yang membuat produk-produk untuk dijual ke retailers.
201.        Syarat Force Majeure : Ketentuan khusus
202.        Term Of Payment : Batas pembayaran
203.        TG = Top Gondola = display yang berada di ujung depan sebuah rak yang posisinya di atas.
204.        Tier: barisan pemajangan dari depan kebelakang
205.        Top to Bottom : Susunan produk dari atas ke bawah di dalam gondola
206.        TOS = Temporary Out Of Stock : Persediaan produk untuk sementara kosong
207.        Touching Behavior : Komunikasi yang berupa gerakan seperti pukulan, tindakan memegang dan lain-lain.
208.        Trading Stamp/Brand : Merek Dagang
209.        Traffic Area : Areal yang biasa di lalu lalangi oleh konsumen
210.        Transfer : Pengiriman uang melalui bank
211.        Treatment : Perlakuan
212.        TTF = Tanda Terima Faktur : Tanda bukti telah dititipkannya faktur yang harus dilunasi oleh outlet.
213.        TTHO : Tanda Terima Head Office
214.        Username : Nama pengguna
215.        Variant : Macam
216.        Vendor : Perusahaan pemasok barang
217.        VM = Visual Merchandising: suatu tata cara pemajangan barang dagangan yang dilakukan untuk mempermudah konsumen dalam hal melihat, meraba, meneliti suatu barang yang akan dibelinya
218.        Vocabulary : Perbendaharaan kata-kata
219.        Wagon: boks besar untuk menyimpan produk, biasanya produk yang sedang promo atau diskon
220.        Wanprestasi : Tidak menepati klausul perjanjian
221.        Warehouse : Gudang
222.        Wholesaler (pedagang besar): pedagang yang melayani pembelian dalam partai besar, biasanya melayani pembelian retailer (pedagang eceran)
223.        Windows Display: memejangkan barang-barang, gambar-gambar kartu harga, dan symbol-simbol,dan sebagainya di bagian depan toko yang disebut etalase